Pages

Thursday, August 22, 2013

From "You Are The Apple Of My Eye"

"Having being loved by you makes it harder for me to feel other's love "

Aku rasa kalimat diatas cukup menjadi alasanku untuk belum bisa menerima seseorang lain yang menyukaiku. Karena bagiku saat ini tidak ada orang lain yang menyukaiku seperti kamu menyukaiku. Tidak ada yang bisa tulus seperti yang kamu lakukan padaku saat kamu menyukaiku.

Terima kasih karena telah menyukaiku. 

Wednesday, August 21, 2013

Just My Opinion

Aku percaya bahwa semua akhir itu pastilah indah. Kalau belum indah, itu bukanlah akhir. Maka dari itu, aku percaya bahwa ini adalah salah satu dari serangkaian proses Allah dalam memberikan akhir yang indah. 

Dan biarlah sang waktu menyembuhkan segalanya. Menyembuhkan keadaan yang sudah tidak bisa diperbaiki. Apapun yang terjadi esok, sang waktulah yang bisa menjawab. 

Aku hanya bisa merencanakan. Ibaratnya kontraktor proyek, akulah kontraktornya. Aku nggak tahu apa yang akan aku hadapi di lapangan nanti dan akupun nggak tahu apakah semua sesuai dengan rencanaku. Kalopun nggak sesuai rencana dan ada jalan lain yang lebih baik dari rencanaku, kenapa nggak dipakai? 

Dalam hidup, kita juga diajarkan memilih yang terbaik untuk kita kan? Hanya saja kita sering salah mengira bahwa yang terbaik itu adalah selalu yang kita inginkan. 

Jadi, aku sedang belajar mendengarkan hatiku tentang apa yang benar-benar dibutuhkannya. Ya, sekali lagi karena aku percaya semua akhir pastilah indah.



All end happy ending for sure, if not over happy then it's not the end.

Tuesday, August 20, 2013

Untitled

Sesuai janji ku sahabat.. Aku akan melepaskan kedua wanita itu, mereka sudah tidak membutuhkan ku lagi.. Mereka sudah menemukan penggantiku. Aku rasa cukup sampai di disini.. Akan aku ingat wahai sahabat nyet yg memberi masukan dan dukungan. I love u pull…


Tulisan diatas bukan aku yang bikin. Itu tulisannya yang aku copas dari blognya. Aku gak tau pasti siapa yang dimaksudkan dengan "kedua wanita" itu. Tapi sebagai orang dengan feeling diatas rata-rata, aku bisa merasakan kalau "wanita" yang dimaksudkan itu adalah aku dan mantan pacarnya. Saat ini masih aku tanyakan perihal postingan barunya itu. Tapi dasar operator, mendadak eror disaat yang tidak tepat -_-

Kalo aku punya sedikit keberanian, aku ingin mengatakan ini padanya :
"Aku sayang kamu. Aku gak tau musti gimana lagi untuk bisa bikin kamu sadar kalo aku memang bener sayang. Kalo aku udah gak butuh kamu, aku gak mungkin ingin kamu tetap denganku, ingin kamu selalu memberi tau kabarmu, ingin kamu juga tetap sayang denganku. Dan juga, AKU BELUM TEMUKAN PENGGANTI siapapun itu. Cuma kamu dan masih kamu yang mengisi ruang di dalam hati aku. Orangtuaku, adikku, dan kamu itu punya tempat tersendiri di hati aku. Jadi, tolong jangan menjauh lagi. Walaupun aku belum bisa berpacaran dengan kamu, tapi aku mau kok menjaga hati aku buat kamu. Asalkan kamu juga bersedia melakukan hal yang sama denganku. Walaupun hubungan kita tanpa status yang jelas, asalkan ada komitmen diantara kita semuanya bakal berjalan mulus. Kasih kesempatan untuk "kita" agar bisa bersama-sama sekali lagi. Mau kan?"

Saturday, August 17, 2013

Dibalik 5 cm.

Ini malam minggu ya? Tanggal berapa? 17 Agustus? Hmm Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia-ku :) Kamu sudah cukup tua ya? 68 tahun...

Nggak, aku lagi nggak ngebahas HUT RI kok, hehe. Malam nanti jam 9, film 5 cm tayang di stasiun tv yang ada Burung Rajawalinya. Ternyata cepet juga padahal belum setahun rilis dari bioskop. 

Bukan masalah tayangnya 5 cm yang belum setahun itu. Ini tentang aku yang menontonnya di bioskop. Yap, lagi-lagi aku mengingat-ingat hal ini. Sedih sih, tapi mau gimana lagi otak ini maksa untuk ingat. 

Aku nonton tanggal 17 Desember 2012. Waktu itu rencana mau nonton sama temen-temen kelas, tapi gak jadi. Kenapa gak jadi? Karena aku sudah keburu janjian dengan dia untuk nonton bareng. Iya dia. Gak perlu lah ya aku sebutin namanya :) Waktu itu di Malang lagi musim penghujan jadi tiap siang selalu turun hujan. Kuliah selesai jam 12.40, aku dan dia sudah janjian untuk nonton tapi kami juga bingung nontonnya siang atau malam. Dan ternyata cuaca hari itu bener-bener gak bersahabat. Karena aku masih bingung akhirnya dia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena hari itu dia praktek bengkel. Di tengah jalan dia kejebak hujan dan berteduh. Sambil berteduh itu, dia menelepon aku untuk tanya kepastian nonton 5 cm. Setelah diskusi yang lumayan panjang sampai ngotot-ngototan *eh* kami putuskan untuk nonton di Mandala 21. Lokasi agak jauh dari kampus tapi harga tiketnya lumayan untuk kantong mahasiswa hehe. 


Cuaca mulai agak bersahabat, hujan udah gak ganas seperti tadi. Akhirnya dia gak jadi pulang dan langsung jemput aku di kostan. 

Terharu dengan dia. Pulang kuliah tanpa ganti baju dan basah-basahan langsung masuk ke bioskop yang dingin.

Karena saat itu film 5 cm memang lagi booming banget, akhirnya kami dapat kursi paling depan! Ya paling bawah dan paling depan -_- Gak masalah deh yang penting nonton. 

Pas di akhir film, pas adegan udah sampai di puncak Mahameru, dia berbisik "Sebenernya aku udah pernah nonton ini..." Hah? dengan gebleknya aku melongo. Dan aku tanya,

"Kok gak bilang? Tau gitu kan gak usah nonton."

"Gak apa-apa kok :)", eh senyum dia.

"Nonton sama siapa?"

"Sama *menyebutkan nama salah satu sahabatnya* :)", yah senyum lagi dianya.

Selepas nonton, kami pun pulang *iyalah masa mau kuliah lagi*. Di jalan, aku tanya lagi.

"Trus kenapa mau aja aku ajak nonton?"

"Ya kan nontonnya sama orang yang beda, hehe"

Ya Allah... rela nonton 2 kali film yang sama demi aku. Demi nonton bareng orang seperti aku. Disitu aku sempet mikir, dia rela melakukan hal seperti ini demi apa? demi aku? demi rasa sayangnya untukku? Sungguh aku belum pernah bertemu orang yang baik dan tulus seperti dia.

Speechless. Iya aku gak bisa berkata apa-apa untuk menanggapi tingkahnya itu. Seandainya dulu aku lebih bisa menghargai perasaannya dan ketulusannya itu meskipun belum bisa membalas perasaannya, mungkin sekarang gak akan ada penyesalan. Gak perlu kami menjauh dan gak perlu juga dia beralih ke yang lain. 

Penyesalan itu datangnya belakangan, kalo diawal itu namanya pendaftaran. 

5 cm. Ada cerita manis saat aku menontonnya. Entah apakah sekarang masih manis atau tidak. Entah apakah dia rasakan yang sama denganku atau tidak. Entahlah...


Satu pelajaran lagi. Kita tidak boleh menyia-nyiakan apa yang sudah ada atau yang menjadi milik kita. Apapun itu, bersyukurlah! :) 




Regards,

Alis Nyambung.

Wednesday, August 14, 2013

Belajar dari Hidup

Liburan udah hampir habis. Itu artinya aku musti segera balik ke perantauan -_- Berat sih ninggalin rumah, kamar, dan segala fasilitas serba ada di rumah mungilku ini. Tapi yaa mau gimana lagi, kewajiban di Malang udah memanggil. 
Saat masuk kuliah nanti aku sudah semester 3. Yup, Ini tahun keduaku menjadi mahasiswi. Tinggal 3 semester lagi lalu aku akan mengerjakan TA dan wisuda *semoga lancar, amin*. Aku gak boleh main-main lagi walaupun aku masih suka berkeliaran kemana-mana *mumpung masih muda* hahaha...
Di semester 3 nanti aku harus punya target. Baik dalam kuliah maupun kehidupanku. I'll do my best :) I believe I can! Semoga aku bisa jadi aku yang lebih baik di semester 3 nanti, karena bakal ada banyak perubahan di hidupku nanti *lebay*.

Jadi inget jungkir balik semester 2...
Semester 2. Aku gak bisa lupain apapun yang udah terjadi di semester 2 lalu. Asem-manisnya jadi mahasiswi dengan segudang tugas, setumpuk kegiatan dan selusin gebetan  *Ngggg... membuat aku sedikit keteteran, hehehe. Tapi kalo gak gitu, gak bakal seru kan? Gak bakal ada yang diceritain kan? Aku gak bakal nulis kayak gini kan? :) Be positive wae lah...
Banyak perubahan semester 2 lalu yang jelas beda dengan semester 1. Mulai dari dosen yang beda dari semester 1, teman-teman yang udah keliatan belangnya, lokasi kuliah yang udah pindah ke kampus baru, kegiatan organisasi yang makin sibuk, sampai masalah hati... Ya, masalah klasik yang sebenarnya pengen aku hindari tapi udah terlambat. Udah banyak kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan di semester 1 lalu gak bisa lagi ditemukan di semester 2. Orang yang dulu selalu nemenin juga udah gak bisa nemenin lagi, malah udah tenang bersama yang lain :). But wait, aku lagi gak mau bahas yang sedih-sedih. Lagi gak mood sedih soalnya, hehehe.

Di semester 2 lalu, aku belajar banyak hal. Aku belajar bagaimana caranya menghargai seseorang sebelum akhirnya aku menyesal karena udah kehilangan dia. Aku belajar untuk tidak mengabaikan dan menyia-nyiakan apa yang sudah aku miliki, walau akhirnya lepas juga. Aku belajar bersyukur. Selain itu, aku juga diajarkan untuk bisa membaca karakter manusia. Jaman sekarang sifat manusia banyak yang gak jelas karena mereka suka memakai topeng, berubah-ubah seperti bunglon. Iya, bunglon. Merubah warna kulitnya demi keselamatan hidupnya. Ada juga lho manusia yang punya sifat seperti itu.Yah cukup pahami saja dan tidak ikut berubah menjadi bunglon :) Oh iya, aku juga belajar untuk berdamai dengan diriku sendiri. Agar segala masalah yang aku punya di semester 2 itu tidak sampai mengganggu hasil belajarku. Intinya aku mendapatkan banyak pelajaran dan ujian di semester 2 lalu. Entahlah bagaimana hasil rapor kehidupanku, yang jelas sekarang aku semakin paham bahwa hidup ini sulit tapi akan selalu ada jalan untuk melaluinya. #tsaaahh




Allah gak tidur kok, Allah selalu mengawasi aku, kamu, dan yang lainnya. Allah selalu bantu kita saat kita membutuhkan-Nya. Allah memang Maha Bisa :) aku harus bisa lebih dan lebih lagi di semester 3 nanti. Terlebih dia yang dulu sempat jauh sekarang dekat lagi :) semoga bisa jadi salah satu penyemangatku :* 
Bismillahhirrahmannirrahim... 










Regards, 

Alis Nyambung.

Tuesday, August 6, 2013

Takut Kehilangan?

7 Agustus 2013, Penghujung Ramadhan 1434 H.

Pernah gak kalian ngerasain sayang banget sama seseorang sampai gak pengen kehilangan dia? Atau pernah gak kalian ngerasain orang itu adalah jodoh yan gudah dituliskan Tuhan buat kalian? Dan wajar gak sih punya rasa takut kehilangan...?

Takut kehilangan. Bagi sebagian orang rasa takut kehilangan menandakan bahwa dia benar-benar sayang sama seseorang. Tapi tanpa mereka sadari rasa takut kehilangan itu bisa menjadi boomerang untuk orang tersebut.
Takut kehilangan, antara sayang atau stuck. Jika kita punya sesuatu dan itu sangat berharga buat kita, tentu saja kita merasa takut kehilangan. Terlebih sesutau itu kita dapatkan dengan cara yang gak instan, butuh proses alias penuh perjuangan. Misalnya aja nih, kamu pengen punya gadget terbaru tapi kamu gak punya cukup uang untuk membelinya. Apa yang bakal kamu lakuin? Kamu bakal berusaha mati-matian untuk ngumpulin uang kan? Setelah kebeli, kamu bakal jaga gadget itu dengan seluruh jiwa raga kamu kan? *abaikan*. Dan kamu gak pengen gadget itu rusak, tergores bahkan sampai diambil orang lain. Sama halnya dengan urusan hati. Dalam hal ini ketika kita sayang sama orang, bagaimanapun caranya kita bakal usaha untuk dapetin dia sesulit dan seberat apapun itu. Gak peduli resiko dan rintangan yang akan kita hadapi nantinya yang penting usaha! Usaha untuk dapetin dia. Begitu udah dapat, rasa kepemilikan pun muncul. Rasa yang menganggap bahwa dia milik kita dan gak rela dia untuk orang lain. Rasa yang dikenal dengan takut kehilangan.

Adalah hal yang wajar jika kita takut kehilangan. Mengingat usaha kita untuk dapetin dia yang jauh dari kata mudah. Ada kata pengorbanan disitu. Gak hanya sekali, tapi sering. Jadi bisa dikatakan wajar kalau kita takut kehilangan. But wait, rasa takut itu bisa menjelma menjadi petaka yang akan merusak hubungan yang udah dibangun itu. Iya, takut kehilangan yang berlebihan malah dikira terlalu mengekang. Bisa-bisa dia yang udah kita jaga malah pergi karena gak betah dengan sikap kita.  

Seringnya rasa takut kehilangan itu bisa menjadi nyata.

"Apa yang terjadi pada hidupmu adalah apa yang ada dipikiranmu."
Kalimat diatas menjelaskan bahwa apa-apa yang terjadi dalam hidup kita itu tergantung pemikiran kita terhadapnya. Jadi jangan sembarangan berpikir, jangan sembarangan negative thinking nanti galau *eh*. Lalu apa yang harus dilakukan? Jawaban yang saya dapat ini adalah hasil dari tanya sana-sini dan menurut saya ada benarnya juga. Jangan terlalu menginginkannya. Ya, itu jawabannya ditambah dengan bumbu tulus, saling percaya, dan terbuka satu sama lain. Kalo dari kedua belah pihak bisa melakukan ini, niscaya rasa takut kehilangan itu perlahan luntur. Lagipula semua yang ada pada kita ini kan gak abadi, gak selamanya melekat dan terus sama kita. Maka ada baiknya jika kita persiapkan diri untuk melepasnya pergi jika suatu saat Tuhan menginginkan kita berpisah. #tsaaaahh.


Hidup ini relaitf, kawan. Ada masanya kamu dan dia harus berpisah. Berpisah karena kalian sudah tidak sanggup lagi untuk saling membahagiakan satu sama lain. Mungkin juga karena memang kamu harus ninggalin dia atau dia yang harus ninggalin kamu. Semuanya relatif. Di dunia ini, gak ada yang gak mungkin kan? :)




Regards,

Alis Nyambung.

Friday, August 2, 2013

Khawatir Ini Untuk Kamu

Kamu yang beberapa hari ini semakin tidak ku mengerti.
Aku khawatir tentang kamu.
Maaf jika berlebihan, tapi aku hanya belum terbiasa tanpa kabarmu.
Berhentilah menjadi misterius, sayang.
Terbukalah padaku dan katakan apa yang kamu inginkan.
Katakan jika kamu rindu, katakan jika kamu sayang.
Dan katakan saja jika kamu ingin menjauh.
Walau sejujurnya aku belum bisa jauh.

Khawatir ini untuk kamu, sayang.
Berhentilah membuatku gusar.
Aku sudah sangat sabar menahan segala rindu yang semakin merobek dinding hatiku.
Jika hati ini sudah terkoyak, berdoalah agar aku masih bisa bertahan untukmu.
Khawatir ini untukmu, sayang.
Jangan tanyakan lagi apakah aku mengkhawatirkanmu atau  tidak.
Tanyakan pada dirimu mengapa tak berhenti membuatku khawatir seperti ini.
Khawatir ini untuk kamu.



Regards,

Alis Nyambung.

Thursday, August 1, 2013

Semoga Kamu Baca

Hai Moody :) aku rindu kamu.
Apa? Kurang jelas? AKU RINDU KAMU.

Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya.
Aku masih sendiri ditemani rindu yang menari-nari dalam hatiku.
Dan bayangmu yang berkeliling menguasai ruang pikirku.
Maaf jika kamu terusik dengan semua tindakanku untuk selalu ingin tahu tentang kabarmu.
Maafkan rindu kecil ini yang nakal dan selalu mendorongku untuk 'mengganggumu'.
Karena gak banyak yang bisa dilakukan ketika aku dan kamu berjauhan selain komunikasi.
Padahal rindu ini semakin sesak.
Semakin memenuhi ruang hatiku dan membuatku sulit berpikir jernih.
Maaf jika aku terlalu mengekangmu untuk memintamu memberitahu apa yang sedang kamu lakukan.
Cukup maklumi saja ya, Moody.
Nikmati saja diri kamu sebagai orang yang aku sayang.

Malam ini sepi Moody...
Tanpa kamu di layar ponselku.
Tanpa kamu yang menghiasi kotak masuk pesanku.
Sekali lagi, rindu terus berteriak.
Membuat aku semakin bingung tentang apa yang harus aku lakukan.
Rindu ini ingin kamu, Moody.
Rindu ini ingin kamu sambut.
Berharap kamu disana juga punya rindu yang bisa menenangkan rinduku disini.

Semoga kamu baca.
Maaf jika berlebihan, Moody.
Maafkan rindu kecil ini.
Maafkan aku dan tulisan kecilku ini, karena kami hanya sama-sama merindukan kamu disini.




Regards,

Alis Nyambung.

Monday, July 29, 2013

Hanya Fiktif Belaka 2

Sebuah ketidakpedulian itu bernama sayang. Ketika semua pengorbanan yang dilakukan mengatasnamakan kata sayang, maka semua bisa saja terjadi. Keegoisan yang menguasai diri tidak sanggup menyadarkan logika akan kenyataan yang tidak lagi sejalan. Tersesat di tengah-tengah, memilih antara melanjutkan atau berhenti. Maju atau mundur atau bahkan diam di tempat, mencari zona nyaman untuk berlindung dari rasa sakit dan kecewa dari sebuah pengabaian. 

Ketika apa yang diinginkan telah didapat, maka hal sulit selanjutnya adalah mempertahankan.

Pepatah yang menyebutkan jika "Mempertahankan lebih sulit dibanding mendapatkan" terasa sangat benar disini. Berusaha mempertahankan yang sudah retak atau mungkin hancur. Membangun kembali puing-puing kepercayaan yang dulu sempat runtuh. Memugar ulang semua bentuk agar kembali seperti baru. Ya, itulah yang dinamakan mempertahankan. 

Takut melanjutkan namun enggan meninggalkan. 








Sunday, July 28, 2013

Sedikit Tentang Writer

Aku bukan tipe orang yang mudah ikhlas. Dalam hal apapun aku tidak akan pernah mudah ikhlas. Terlebih jika menyangkut masalah perasaan, masalah hati, masalah dengan seseorang. Aku jarang ikhlas.

Dan aku adalah orang yang peka dengan perubahan namun tidak menginginkan perubahan yang bisa mengganggu mood-ku.

Emosi Sesaat


  • Yang aku tahu, cinta itu akan selalu bisa menerima walaupun yang dicintai sudah tak berbentuk sekalipun.
  • Yang aku tahu, cinta itu akan selalu memaafkan walau separah apapun kesalahan yang telah diperbuat.
  • Yang aku tahu, cinta itu tentang masa depan dan tak peduli sekelam apa masa lalunya.
  • Yang aku tahu, cinta itu tak mudah berhenti walau sekuat apapun kamu mencoba untuk menghalanginya.
  • Yang aku tahu, cinta itu tak sekedar rasa yang sesaat namun terpelihara sampai takdir berkata lain.


Aku gak pintar masalah cinta, aku gak terlalu paham pada pelajaran hidup yang satu ini. Sejak gumpalan darah itu ditiupkan sebentuk nyawaku, aku sudah menerima banyak cinta. Cinta dari Tuhan-ku, cinta dari orang tuaku, sampai cinta dari orang-orang yang aku temui di sepanjang hidupku. 

Sampai akhirnya aku mencintai seseorang, dengan tulus dan sungguh.


Aku tidak bodoh. Aku hanya memegang teguh perasaanku padanya. Walau dia sudah jujur tentang masa lalunya, ada rasa tidak peduli dalam kepalaku. Itu masa lalunya, dan aku masa depannya lalu apa yang jadi masalah ?. Toh aku tetap sayang padanya.

Akan tetap seperti ini sampai Tuhan-ku berkata, "Times up. It's time to move on. I'll give you someone better than him." 

Karena setiap manusia punya sisi kelam tersendiri. 

Dan cinta itu sederhana. Sesederhana cinta seorang ibu kepada anaknya. Tulus dan tak terbatas. :)

Saturday, July 27, 2013

Selalu Ada Resiko

Panggil aku egois yang tentu saja tidak ingin membagi kamu dengan yang lain. Andai kamu tahu seberat apa perjuanganku melalui hari-hariku melihat kamu yang tak lagi denganku. Andai kamu tahu sesulit apa aku meyakinkan kamu bahwa ada aku yang selalu sayang sama kamu....

Aku dan kamu akhirnya kembali. Tepat tanggal 16 Juli 2013 *kurasa* kita sepakat untuk melanjutkan apa yang pernah tertunda. Memulai lagi apa yang pernah terhenti. Aku menyambut itu dengan bahagia, terlebih ini terjadi saat bulan Ramadhan. Ada berkah tersendiri yang aku dapat di Ramadhan kali ini :). 

Tapi masalah klasik itu pun datang....


Kamu sayang aku tapi juga masih sayang dengannya. Kamu sudah bersamaku lagi, lalu apa aku salah jika aku takut kehilanganmu untuk kedua kalinya ?. Aku berusaha menjaga kamu yang tidak ingin aku bagi dengan yang lain tentu saja. Tapi rasa ragu itu datang. Apakah kamu kembali padaku hanya karena sudah menyerah dengannya  ?. Apakah kamu kembali padaku hanya karena sakit hati mengetahui dia menyukai orang lain ?. Aku harap dua alasan tersebut bukan menjadi alasanmu kembali padaku. 

Ya, perihal kamu aku tak ingin berburuk sangka....

Apapun resiko yang akan kamu ambil, aku harap kamu bisa memikirkan lebih dalam dan menimbang lebih cermat lagi tentang apa yang harus kamu lakukan. Aku tidak memaksamu untuk tetap memilihku, yang aku lakukan hanyalah memberimu ruang untuk berpikir agar kamu sadar ada aku yang siap membuat kamu bahagia. Disini. 

Dan untuk yang terakhir, muncullah pertanyaan, "Apakah aku harus berikhlas diri atas sesuatu yang sudah aku perjuangkan selama dan seberat ini ?. 

Panggil aku bodoh jika aku sampai melepasmu :"




Regards,

Alis Nyambung.

Tuesday, July 9, 2013

Ramadhan pertama...

Tahun ini kali pertama saya menjalankan puasa di kota perantauan. Yup, puasa hari pertama saya lalui jauh dari orangtua. Rasanya ada yang berbeda dan tidak biasa tapi ya sudahlah, tuntutan kuliah memang mengharuskan saya untuk stay di Malang :).

Tapi gue HOMESIIIIIICK!!


Nggak bisa dipungkiri juga rasa kangen akan suasana puasa di rumah bareng orangtua itu sering terbayang-bayang. Suasana sahur dan berbuka yang hangat itu selalu berhasil menghadirkan hujan. Ya bukan dalam arti sebenarnya melainkan selalu bikin saya menangis. Namanya juga kangen, ya mau gimana lagi coba ?

Karena suasana puasa bersama orangtua itu hal paling manis bagi saya

Tapi sesedih-sedihnya saya karena puasa jauh dari orangtua, saya juga harus tetap bertahan. Itung-itung latihan mandiri dah biar gak selalu bergantung sama orangtua :). Dan saya musti bersyukur nih, karena masih diberi kesempatan menjalani puasa dengan orangtua dan adik saya seperti tahun kemarin meskipun di tempat yang berbeda...

Yaaaa sekiranya cukup itu lah curahan hati saya yang menggalau karena pertama kali puasa gak bareng orangtua. Semoga puasa di tahun ini lancar dan barokah :) Aaaamiin...





Ditulis saat merindukan Mama, Papa, dan Adek :')

Sunday, June 23, 2013

Terdampar

Kejadian ini terjadi semalam, 22 Juni 2013. Telat sih tapi yang penting aku post disini hehehe...

22 Juni malam itu malam minggu. Dia, tanpa diduga mengajakku untuk mengerjakan gambar bareng. Aku, yang sudah lama tidak bertemu dengannya menerima ajakan itu dan mencari tempat yang cocok untuk mengerjakan tugas ini. Sebelum berangkat, aku sudah membayangkan seperti apa nantinya saat aku dan dia mengerjakan tugas bareng. Setelah dia datang menjemputku, kami langsung berangkat. Dia mengatakan mau mampir ke Noodle Inc untuk bertemu kakaknya. Dan disitulah rencana yang sudah kami susun tadi berubah secara total. Aku tidak paham apa yang dia dan kakaknya bicarakan tapi yang jelas aku merasa sungkan dengan kakaknya. Maka diputuskanlah dia untuk pulang malam itu, kembali ke rumahnya. Lalu bagaimana dengan tugas kami ? Batal mengerjakan bersama ? Hahaha salah ! Kami tetap mengerjakan bersama tapi di tempat yang tidak aku duga sebelumnya, yaitu rumah barunya di Batu. #shocked.

Aku gak pernah bayangin malam mingguku kali ini aku habiskan bersamanya yang sekarang terasa jauh, di rumahnya pula. Lalu aku disuruh naik taksi bareng kakaknya dan dia tetap mengendarai motornya sendirian. Sampai di rumah, kami langsung mengerjakan. Aku berusaha bersikap biasa, seperti kami ini tidak ada masalah apa-apa. 


Aku rindu saat-saat seperti ini. Saat-saat paling langka di hidupku. Saat dimana aku dan kamu menghabiskan waktu bersama seperti dulu. 

Kami begitu tenang, kami saling mengajari, dan aku mencoba untuk tetap sadar. Sadar bahwa dia sudah punya yang lain. Punya seseorang lebih dia jaga dibanding aku. Seseorang yang lebih dia pilih dan bukan aku. Sekali lagi, perihal dia logikaku selalu kalah. Kalah dalam mempertahankan kenyataan yang ada bahwa ada yang lain selain aku dihatinya. Tapi, aku nikmati saja malam itu. Malam yang sama sekali tidak direncanakan. Terdampar di Batu :).

"Aku merindukan 'kita'. Iya, 'kita' yang dulu, 'kita' yang selalu bersama dan pastinya tanpa dia. Aku rindu saat-saat seperti semalam. Dimana hanya ada aku dan kamu yang menjadi 'kita'. Dan sekali lagi 'kita' ciptakan kenangan dan cerita yang hanya 'kita' sendiri yang alami, hanya 'kita' sendiri yang ingat, dan hanya 'kita' sendiri yang bisa menghapusnya."


Note : semoga Allah masih sisakan waktu dan cerita untuk kita isi bersama lagi :)




Regards,

Alis Nyambung.

Thursday, June 13, 2013

Hanya Fiktif Belaka

"Aku nggak bisa milih, dua-duanya sama-sama bagus !"
Seringkali kita melontarkan kalimat tersebut ketika kita dihadapkan pada dua pilihan yang kita anggap sulit. Seringkali juga kita mengambil keputusan yang salah dalam memilih diantara dua pilihan itu. Mengapa kita selalu dihadapkan pada pilihan ? Apa karena "Hidup Itu Pilihan" ?.Atau karena "Hidup Itu Penuh Pilihan" ?. Dan kenapa kita beranggapan pilihan itu hanya ada dua ? Kenapa bukan tiga, empat atau bahkan 10 ?? Kan jadi enak, banyak pilihan. Tapi kalo banyak-banyak juga bingung pilih yang mana. O.o ?

Kali ini, yang aku alami ini adalah memang hanya dua pilihan. Bukan aku yang memilih, tapi akulah pilihan tersebut. Aku tidak merasa sebagai pilihan yang terbaik, tapi aku merasa sebagai pilihan yang pantas untuknya. Kenapa aku bisa merasa seperti itu ?. Ya karena aku yang lebih dulu. Aku yang lebih dulu dia sukai, yang lebih dulu dia sayang, yang lebih dulu dia perhatikan, yang lebih dulu menghabiskan banyak waktu dengannya, yang lebih dulu menjadi PRIORITASnya, dan yang lebih dulu ada di hatinya.... sebelum datang yang lain. 

Dia, dihadapkan pada dua pilihan. Dua orang yang dia sayang. Dua orang yang menyayangi dia. Dia terlalu bingung dalam memilih. Dia tidak ingin kehilanganku dan juga tidak bisa mengakhiri begitu saja hubungannya dengan yang lain itu. Tapi bagaimanapun juga, yang namanya sayang sama dua orang di waktu yang bersamaan seperti ini nggak mungkin rasa sayang yang dia punya sama besar untukku dan orang lain itu. Nggak mungkin perhatian yang dia berikan sama besar dengan perhatiannya ke cewe itu. Ya, cewe yang sudah bisa disebutnya sebagai pacar. Aku bahkan tidak tahu-menahu kapan mereka mulai dekat, kapan mereka mulai sering keluar bareng, kapan mereka sering BBM-an, dan kapan mereka mulai pacaran.

Aku memang tidak banyak tahu dengan hubungan mereka, tapi hanya indera perasaku (baca : hati) yang sering membisikkan bahwa ada yang janggal dengan mereka. Ada yang disembunyikannya dariku dan aku bisa dengan cepat mengetahui itu. Ibaratnya nih nyimpen bangkai tikus di kolong tempat tidur, pastinya 2-3 hari lagi bakal kecium kan tuh busuknya ??. Maka seperti itulah aku mengetahui itu semua. Sedikit demi sedikit aku mulai mengetahui apa yang sebenarnya dan mulai sadar bahwa aku akan kehilangan (atau bahkan sudah kehilangan) orang yang sayang sama aku. Dan paranhya lagi, aku baru menyadari bahwa aku juga mulai sayang dia. Tapi semua terlambat sudah :)

Dia, mulai sadar bahwa dia punya dua pilihan. Aku atau cewe itu. Tapi hubungan mereka sudah terlalu jauh, maka aku putuskan untuk mundur perlahan. Move on secara berkala. Dia, mengaku masih sayang aku tapi tidak bisa mengakhiri hubungannya dengan yang lain. Aku rasa, aku yakin walaupun dia masih sayang aku tapi tetap saja cewe itu yang lebih dia sayang, yang lebih dia utamakan, dan yang lebih dia hargai. 

"Don't be afraid to letting go of what should be go"
Aku dan dia. Kita. Kita bertemu untuk saling melepas rindu, tapi malah saling membunuh. Senyuman itu, yang ada di wajah kita saat kita saling bertemu hanyalah sebuah topeng untuk menyembunyikan sakit itu. Pembicaraan kita, candaan kita hanya menggoreskan banyak luka di hati masing-masing. Kita saling menanyakan kabar hanya untuk sekedar basa-basi agar pembicaraan ini tidak segera berakhir. Kita berdua, bertemu hanya untuk saling melukai. Kita yang buat cerita itu, kita yang buat kenangan itu, kita juga yang bisa mengahapusnya. Cuma kita yang berhak memutuskan apakah kenangan itu harus hilang dari ingatan kita atau tidak. 


Simpan aku dalam hatimu, jangan di otakmu. Karena otakmu akan dengan mudah melupakanku. 

Dan ketika suatu saat kamu menemukan tulisan ini, ketahuilah aku masih belum bisa merelakanmu untuk bahagia. Meski dengannya. 




NB : Aku tulis ini hanya untuk memuaskan hati saja. Tidak ada niat untuk curhat atau mencuri simpati atau apapun itu. Semua kata-kata di dalam tulisan ini keluar dengan liar dari otak dan mengalir deras melalui jari-jari ku :). Dan ingat #HanyaFiktifBelaka. 




Regards,

Alis Nyambung.

Saturday, June 8, 2013

Takkan Terganti

Hari ini, pagi tadi, ketika pertama kali buka timeline twitter aku dikagetkan dengan kabar bahwa ibu dari temanku (Eka) meninggal. Iya, ibunya. Ibu yang biasa kusebut Mama, Mamanya Eka meninggal. Jujur aku kaget dan sedikit gak percaya. Soalnya dari beberapa tweetnya dia terasa bagitu tegar dan jauh dari kata sedih meskipun ada emotion sedih dalam tweetnya. 

Sekali lagi aku disadarkan betapa pentingnya untuk terus sayang sama Mama. Untuk terus berjuang membuat Mama bangga dan bahagia. Sampai saat ini yang aku lakukan hanya merepotkan Beliau, menyusahkan Beliau. Dan sekali lagi aku sadar, bahwa suatu saat aku pasti akan berada di posisi Eka sekarang. Mungkin aku akan menangis, aku akan mengurung diri di kamar, aku akan memandangi foto Mama, membayangkan saat masih ada Beliau. Astagfirullah, sebenarnya aku gak mau punya pikiran seperti itu. Tapi cepat atau lambat aku akan merasakan apa yang Eka rasakan. Tapi bisa saja keadaannya terbalik. Bisa saja aku yang meninggalkan Mama terlebih dulu. Bisa saja Mama yang menangis terlebih dulu. 

Terlepas dari aku atau Mama dulu, yang jelas yang namanya ditinggalkan oleh orang yang paling kita sayang, yang paling perhatian sama kita, yang udah bimbing kita dari kecil, yang selalu ada buat kita selama hidup kita, yang rela menahan lapar hanya demi anaknya agar makan duluan, yang ikut meangis ketika kita sakit, yang sangat khawatir akan kesehatan kita, dan yang darahnya mengalir dalam darah kita itu sangatlah sakit. Karena menurutku kehilangan terbesar dalam hidup adalah kehilangan Malaikat bernama Mama. Apapun panggilan kalian untuk Beliau, entah itu Mama, Ibu, Bunda, Mami, Umi, Emak, Amak, Nyak, dan lainnya tetap saja

Beliau lah yang selalu ada untuk kita bagaimanapun keadaan kita


Dan selagi aku masih diberi waktu di dunia ini entah sampai kapan, dan selagi Mama masih bisa aku peluk, aku akan sayang sama Beliau. Menghormati dan menghargai Beliau. Aku yang sedang berusaha membahagiakannya gak bisa memberikan hal lebih selain prestasi dalam kuliahku saat ini. Aku sayang Mama. Secerewet apapun Beliau tetaplah itu Mamaku dan gak akan terganti. 

Yang bisa jadi Mamaku cuma Mamaku. (з´`ε)

Allah bless you, Mom :)  

Sunday, June 2, 2013

Jendela Kamar

Aku melihatnya dari balik jendela kamarku. Melihat dia menjemur pakaiannya. Melihat detail dari dirinya. Melihat apa yang membuat kamu begitu takut kehilangannya. Dari balik jendela ini, tak kutemukan keistimewaan darinya. Entah mengapa kamu begitu sayang padanya. Dari pandanganku, dia terlihat biasa saja, tak ada yang spesial. Aku coba melihatnya lebih dalam lagi, lebih detail lagi. Apa karena dia cantik ? Atau karena dia lebih feminim dariku ? Atau bahkan dia punya rasa sayang yang lebih besar dariku ?. Sekali lagi aku mengintipnya dari balik jendela kamarku. Aku tak pernah menyangka bisa satu kost dengannya. Dia yang menjadi rivalku dalam hal menjadi nomor satu di hatimu. Tapi aku kalah, aku mengalah, dan aku menyerah. Aku sadar ini bukan waktuku lagi untuk tetap ada di hatimu. Aku melihatnya lagi, lagi dan lagi. Aku cuma ingin tahu apa istimewanya dia bagi kamu. Tapi tidak kutemukan itu. Ah, sudahlah aku berhenti melihatnya dari balik jendelaku. Kan nggak enak juga kalau diintip diam-diam oleh rival :D. 

Saturday, June 1, 2013

Tinggal atau Bertahan

Postingan kedua..


Aku tidak tahu apa istimewanya dia bagi kamu. Yang aku tahu, kamu sangat menyayangi dia, kamu sangat menjaga dia dan kamu tidak bisa meninggalkan dia. Tapi, tidak bisakah kamu melihat lagi, memikirkan lagi, menimbang lagi akan semua yang telah kamu lakukan untuk dia sedang dia hanya membuat kamu sakit lebih dalam lagi ?. Aku merelakan kamu dengannya karena aku yakin kamu akan lebih bahagia jka bersama dia pilihanmu. Tapi apa yang kamu dapat sekarang ? Sakit hati ? Pengabaian ?. Egoisnya dia ke kamu, marahnya dia ke kamu, dan tidak pengertiannya dia ke kamu justru tidak bisa membuat kamu berpaling dari dia. Malah, kamu semakin sayang dia. Aku yang perlahan-lahan mulai mengikhlaskan kamu menjadi iba melihat kamu tidak bahagia dengannya. Kamu terlalu dilema untuk memutuskan apakah harus TINGGAL atau BERTAHAN demi dia yang sudah kamu berikan seluruh sayangmu itu. Jadi, apa kamu masih mau bertahan dengan dia yang sudah tidak lagi bisa membuat kamu bahagia ? Atau kamu akan pergi meninggalkan untuk mencari bahagiamu yang lain ? Apapun pilihanmu semoga kamu bahagia :) dan aku yang mulai ikhlas (masih) mengharapkan kamu kembali cuma bisa tersenyum dan memandangmu dari jauh. Selamat berbahagia. Dengan atau tanpa aku, hidupmu akan baik-baik saja. :)


"Kembalilah jika kamu ingin kembali. Tapi ingat, kembalilah ketika aku (masih) benar-benar ada untukmu."

New Blogger.

Ini postingan pertama saya. Saya bukanlah blogger yang handal. Saya hanya pendatang baru dalam dunia blogger. Alasan kenapa saya membuat blog ? Karena saya butuh tempat untuk bercerita. Kenapa blog ? Kenapa bukan manusia saja yang disebut teman sebagai tempat bercerita saya ? Karena tidak semua manusia bisa saya percaya untuk menyimpan cerita-cerita saya. Saya, orang yang terlalu tertutup dan jarang berbagi cerita pada teman-teman. Saya punya akun facebook dan twitter, namun tidak baik juga bercerita di jejaring sosial seperti itu. Yang ada malah saya dikira mengidap galau yang tak berkesudahan :D. Padahal saya hanya ingin memposting apa yang ada di pikiran saya :). Tidak perlu mengenal saya, cukup baca postingan saya dan nikmatilah.. Terimakasih.