Pages

Saturday, June 8, 2013

Takkan Terganti

Hari ini, pagi tadi, ketika pertama kali buka timeline twitter aku dikagetkan dengan kabar bahwa ibu dari temanku (Eka) meninggal. Iya, ibunya. Ibu yang biasa kusebut Mama, Mamanya Eka meninggal. Jujur aku kaget dan sedikit gak percaya. Soalnya dari beberapa tweetnya dia terasa bagitu tegar dan jauh dari kata sedih meskipun ada emotion sedih dalam tweetnya. 

Sekali lagi aku disadarkan betapa pentingnya untuk terus sayang sama Mama. Untuk terus berjuang membuat Mama bangga dan bahagia. Sampai saat ini yang aku lakukan hanya merepotkan Beliau, menyusahkan Beliau. Dan sekali lagi aku sadar, bahwa suatu saat aku pasti akan berada di posisi Eka sekarang. Mungkin aku akan menangis, aku akan mengurung diri di kamar, aku akan memandangi foto Mama, membayangkan saat masih ada Beliau. Astagfirullah, sebenarnya aku gak mau punya pikiran seperti itu. Tapi cepat atau lambat aku akan merasakan apa yang Eka rasakan. Tapi bisa saja keadaannya terbalik. Bisa saja aku yang meninggalkan Mama terlebih dulu. Bisa saja Mama yang menangis terlebih dulu. 

Terlepas dari aku atau Mama dulu, yang jelas yang namanya ditinggalkan oleh orang yang paling kita sayang, yang paling perhatian sama kita, yang udah bimbing kita dari kecil, yang selalu ada buat kita selama hidup kita, yang rela menahan lapar hanya demi anaknya agar makan duluan, yang ikut meangis ketika kita sakit, yang sangat khawatir akan kesehatan kita, dan yang darahnya mengalir dalam darah kita itu sangatlah sakit. Karena menurutku kehilangan terbesar dalam hidup adalah kehilangan Malaikat bernama Mama. Apapun panggilan kalian untuk Beliau, entah itu Mama, Ibu, Bunda, Mami, Umi, Emak, Amak, Nyak, dan lainnya tetap saja

Beliau lah yang selalu ada untuk kita bagaimanapun keadaan kita


Dan selagi aku masih diberi waktu di dunia ini entah sampai kapan, dan selagi Mama masih bisa aku peluk, aku akan sayang sama Beliau. Menghormati dan menghargai Beliau. Aku yang sedang berusaha membahagiakannya gak bisa memberikan hal lebih selain prestasi dalam kuliahku saat ini. Aku sayang Mama. Secerewet apapun Beliau tetaplah itu Mamaku dan gak akan terganti. 

Yang bisa jadi Mamaku cuma Mamaku. (з´`ε)

Allah bless you, Mom :)  

No comments:

Post a Comment