Pages

Monday, July 29, 2013

Hanya Fiktif Belaka 2

Sebuah ketidakpedulian itu bernama sayang. Ketika semua pengorbanan yang dilakukan mengatasnamakan kata sayang, maka semua bisa saja terjadi. Keegoisan yang menguasai diri tidak sanggup menyadarkan logika akan kenyataan yang tidak lagi sejalan. Tersesat di tengah-tengah, memilih antara melanjutkan atau berhenti. Maju atau mundur atau bahkan diam di tempat, mencari zona nyaman untuk berlindung dari rasa sakit dan kecewa dari sebuah pengabaian. 

Ketika apa yang diinginkan telah didapat, maka hal sulit selanjutnya adalah mempertahankan.

Pepatah yang menyebutkan jika "Mempertahankan lebih sulit dibanding mendapatkan" terasa sangat benar disini. Berusaha mempertahankan yang sudah retak atau mungkin hancur. Membangun kembali puing-puing kepercayaan yang dulu sempat runtuh. Memugar ulang semua bentuk agar kembali seperti baru. Ya, itulah yang dinamakan mempertahankan. 

Takut melanjutkan namun enggan meninggalkan. 








Sunday, July 28, 2013

Sedikit Tentang Writer

Aku bukan tipe orang yang mudah ikhlas. Dalam hal apapun aku tidak akan pernah mudah ikhlas. Terlebih jika menyangkut masalah perasaan, masalah hati, masalah dengan seseorang. Aku jarang ikhlas.

Dan aku adalah orang yang peka dengan perubahan namun tidak menginginkan perubahan yang bisa mengganggu mood-ku.

Emosi Sesaat


  • Yang aku tahu, cinta itu akan selalu bisa menerima walaupun yang dicintai sudah tak berbentuk sekalipun.
  • Yang aku tahu, cinta itu akan selalu memaafkan walau separah apapun kesalahan yang telah diperbuat.
  • Yang aku tahu, cinta itu tentang masa depan dan tak peduli sekelam apa masa lalunya.
  • Yang aku tahu, cinta itu tak mudah berhenti walau sekuat apapun kamu mencoba untuk menghalanginya.
  • Yang aku tahu, cinta itu tak sekedar rasa yang sesaat namun terpelihara sampai takdir berkata lain.


Aku gak pintar masalah cinta, aku gak terlalu paham pada pelajaran hidup yang satu ini. Sejak gumpalan darah itu ditiupkan sebentuk nyawaku, aku sudah menerima banyak cinta. Cinta dari Tuhan-ku, cinta dari orang tuaku, sampai cinta dari orang-orang yang aku temui di sepanjang hidupku. 

Sampai akhirnya aku mencintai seseorang, dengan tulus dan sungguh.


Aku tidak bodoh. Aku hanya memegang teguh perasaanku padanya. Walau dia sudah jujur tentang masa lalunya, ada rasa tidak peduli dalam kepalaku. Itu masa lalunya, dan aku masa depannya lalu apa yang jadi masalah ?. Toh aku tetap sayang padanya.

Akan tetap seperti ini sampai Tuhan-ku berkata, "Times up. It's time to move on. I'll give you someone better than him." 

Karena setiap manusia punya sisi kelam tersendiri. 

Dan cinta itu sederhana. Sesederhana cinta seorang ibu kepada anaknya. Tulus dan tak terbatas. :)

Saturday, July 27, 2013

Selalu Ada Resiko

Panggil aku egois yang tentu saja tidak ingin membagi kamu dengan yang lain. Andai kamu tahu seberat apa perjuanganku melalui hari-hariku melihat kamu yang tak lagi denganku. Andai kamu tahu sesulit apa aku meyakinkan kamu bahwa ada aku yang selalu sayang sama kamu....

Aku dan kamu akhirnya kembali. Tepat tanggal 16 Juli 2013 *kurasa* kita sepakat untuk melanjutkan apa yang pernah tertunda. Memulai lagi apa yang pernah terhenti. Aku menyambut itu dengan bahagia, terlebih ini terjadi saat bulan Ramadhan. Ada berkah tersendiri yang aku dapat di Ramadhan kali ini :). 

Tapi masalah klasik itu pun datang....


Kamu sayang aku tapi juga masih sayang dengannya. Kamu sudah bersamaku lagi, lalu apa aku salah jika aku takut kehilanganmu untuk kedua kalinya ?. Aku berusaha menjaga kamu yang tidak ingin aku bagi dengan yang lain tentu saja. Tapi rasa ragu itu datang. Apakah kamu kembali padaku hanya karena sudah menyerah dengannya  ?. Apakah kamu kembali padaku hanya karena sakit hati mengetahui dia menyukai orang lain ?. Aku harap dua alasan tersebut bukan menjadi alasanmu kembali padaku. 

Ya, perihal kamu aku tak ingin berburuk sangka....

Apapun resiko yang akan kamu ambil, aku harap kamu bisa memikirkan lebih dalam dan menimbang lebih cermat lagi tentang apa yang harus kamu lakukan. Aku tidak memaksamu untuk tetap memilihku, yang aku lakukan hanyalah memberimu ruang untuk berpikir agar kamu sadar ada aku yang siap membuat kamu bahagia. Disini. 

Dan untuk yang terakhir, muncullah pertanyaan, "Apakah aku harus berikhlas diri atas sesuatu yang sudah aku perjuangkan selama dan seberat ini ?. 

Panggil aku bodoh jika aku sampai melepasmu :"




Regards,

Alis Nyambung.

Tuesday, July 9, 2013

Ramadhan pertama...

Tahun ini kali pertama saya menjalankan puasa di kota perantauan. Yup, puasa hari pertama saya lalui jauh dari orangtua. Rasanya ada yang berbeda dan tidak biasa tapi ya sudahlah, tuntutan kuliah memang mengharuskan saya untuk stay di Malang :).

Tapi gue HOMESIIIIIICK!!


Nggak bisa dipungkiri juga rasa kangen akan suasana puasa di rumah bareng orangtua itu sering terbayang-bayang. Suasana sahur dan berbuka yang hangat itu selalu berhasil menghadirkan hujan. Ya bukan dalam arti sebenarnya melainkan selalu bikin saya menangis. Namanya juga kangen, ya mau gimana lagi coba ?

Karena suasana puasa bersama orangtua itu hal paling manis bagi saya

Tapi sesedih-sedihnya saya karena puasa jauh dari orangtua, saya juga harus tetap bertahan. Itung-itung latihan mandiri dah biar gak selalu bergantung sama orangtua :). Dan saya musti bersyukur nih, karena masih diberi kesempatan menjalani puasa dengan orangtua dan adik saya seperti tahun kemarin meskipun di tempat yang berbeda...

Yaaaa sekiranya cukup itu lah curahan hati saya yang menggalau karena pertama kali puasa gak bareng orangtua. Semoga puasa di tahun ini lancar dan barokah :) Aaaamiin...





Ditulis saat merindukan Mama, Papa, dan Adek :')